Aku adalah hujan lebat dengan awan hitam yang seenaknya temani jalurku bertaburan
Adalah ranting patah ditengah dingin yang birukan lembut kasih sayang
Ketika musim tak lagi terbaca, sentuhan hati diujung cinta membalut semua
Bagai surga dengan senyum yang tergesa mengungkap keindahan
Dimana sisa – sisa cercahan hangat yang mengintip saat terbit pagiku disana
Hanya keajaiban waktu tunjukkan sosok tanpa sapa dihembus angin
Mendekat dengan cepat tanpa bertanya
Hanya berbaring tinggal untuk keindahan diujung manis yang berakhir
Satu kata yang hadir bercampur darah, dengan marah berlinang nanah mengekang
Disitulah detik berhenti hingga kepedihan terbawa rongga baru
Awal kehilangan tanpa bayangan mengiring, hanya seutas kata tersusun berucap mati
Tak ada nyeri walau perih berjanji kuliti diri yang bergantung pada genangan harap pasi
Disana sesal usap wajah hingga nanti tahun menua terulang kembali
Adalah ranting patah ditengah dingin yang birukan lembut kasih sayang
Ketika musim tak lagi terbaca, sentuhan hati diujung cinta membalut semua
Bagai surga dengan senyum yang tergesa mengungkap keindahan
Dimana sisa – sisa cercahan hangat yang mengintip saat terbit pagiku disana
Hanya keajaiban waktu tunjukkan sosok tanpa sapa dihembus angin
Mendekat dengan cepat tanpa bertanya
Hanya berbaring tinggal untuk keindahan diujung manis yang berakhir
Satu kata yang hadir bercampur darah, dengan marah berlinang nanah mengekang
Disitulah detik berhenti hingga kepedihan terbawa rongga baru
Awal kehilangan tanpa bayangan mengiring, hanya seutas kata tersusun berucap mati
Tak ada nyeri walau perih berjanji kuliti diri yang bergantung pada genangan harap pasi
Disana sesal usap wajah hingga nanti tahun menua terulang kembali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar