Sabtu, 26 Februari 2011

Tangis Suci

Jangan menangis bagai hujan
Menangislah layaknya muslim yang tersenyum

Biarkan kebebasan menemukan jalannya

Kamis, 24 Februari 2011

Dunia Yang Terlambat

Memang kehilangan yang dewasakan pribadi
Lapangkan hati yang sempit
Sekarang saat diatas takdir
Tak pernah bisa dimengerti

Tak pernah siapkan saat kan terjatuh
Dan memang takkan pernah siap
Bagai pipi yang memerah
Perlahan helai rambut yang jatuh

Pejamkan mata, gores senyum, bentangkan tangan, dan terasa kepakan sayap mendekat
Ku tatap dengan mata tertutup
Lembut berbisik didengarku
Semua terlambat untukmu

Senin, 21 Februari 2011

Untuk Kalian

Teman, biarkan menetes
Teman, biarkan terbahak
Biarkan anganmu terbang
Lepaskan nyanyian meledak

Bersenandung kini untuk kalian
Tak lagi untukku
Hidupku kini datar
Tak ada yang bisa ditulis

Jadi keluhkan
Jadi teriakkan
Dengan jertitan semua terpecahkan
Tekad yang goyang
Kaki yang gemetar
Kini semua menang

Jalan Kami

Kami ditempa diketerasingan
Terlahir dari ketidak adilan
Dibesarkan kerasnya kepalsuan
Dan dipayungi topeng - topeng kebusukan

Jangan usik dunia yang kami miliki
Atau semua akan mengaum
Cukup turunkan dada yang membusung
Maka tak akan ada yang berteriak

Kesabaran Nafsih

Sampai kapan begini?
Haruskah sampai mati..
Aku sakit..
Bangunkan akau dari tidur panjangku
Kau tak tahu perasaanku
Dan ku tak mau kau tahu
Sadarkan aku dari mimpi tentangmu

Nafsih saudaraku..
Ini darimu dan untukmu
Indah lagu itu terlantun
Bagai pengingat hakikat kita

Walau tak nyata, kau ajarkanku
Kesabaranmu berbuah ranum
Kini kau petik
Tanpa tetes tangis lagi

Rabu, 16 Februari 2011

Rahasia Pecundang

Kegilaan yang indah
Dari kita yang tersisihkan
Birkan dunia tertawa pada pecundang yang berdosa
Kami memang bukan manusia suci

Terbuang bukan berarti tak boleh rasakan bahagia
Saat semua rasa berada di awang - awang
Disanalah kami berdiri tersenyum
Bersama peluh kerja keras tanpa keluh

Saat itu jiwa teriakkan kebebasan masa lalu
Hanya yang terlihat yang terbaca
Itu yang dilakukan
Tak peduli pada dunia yang menentang

Apa Maumu

Datanglah kapanpun?
Kau tahu takkan ada penolakan
Aku ada seperti yang kau mau
Sebagai sahabatmu

Seharusnya kau penggal aku
Daripada kau sesatkan dalam tanya
Baiknya kau katakan bila kau inginkanku menunggu
Atau kau lupakan bila tak inginkan
Harusnya kau tahu aku terluka begini, disini..
Dan kau mengerti tak ada senyum yang nyata

Jumat, 11 Februari 2011

Bukan Lagi Pecundang

Mengapa harus berbalik dan melambaikan tangan
Apa artinya ini?
Aku paham kau kembali ke duniamu
Tak perlu kau berpamitan
Aku bukan api yang kan padam tanpamu
Pamitmu hanya redupkanku
Aku hanya laut yang rela bagian dirinya menguap bersatu dengan langit

Terlintas tuk kembali jadi pecundang
Namun pikiran sehat ciptakan pengertian hebat
Disana kekuatan air terjun terdapat
Mengalir dan terus deras

Ini Masanya

Memang serat yang tertanam tak sehalus sentuhan awan
Tapi tiap ruas ingin menjulang ke langit
Terkadang takut akan rayap yang grogoti batang
Merongrong hingga dalam

Ingin tumbuh subur dalam sinar matahari
Berkeringat dipagi hari
Menengadah layu dilarut malam
Karena isi hutan itu merata
Tidaklah selalu jinak dan berduri

Inikah Arti Putih

Tiap hari bagaikan dongeng
Buruk dan baik datang bergantian
Seringkali menetap dan menggundahkan
Apakah ini hidup yang harus dimaknai

Keserakahan, apa ini yang ingin ditunjukkanNya
Kejujuran, apa ini yang harus dipelajari
Tapi ini bukan dongeng
Setiap detik adalah contoh
Angin yang berubah haluan adalah peringatan bagi mereka yang menanti dalam hidup
Kita semua menunggu yang terlihat jelas
Tapi kita tak pernah berbeda
Lalu dimana kita?

Tragedi

Kuatlah teman
Tiap detik penantianmu tak sia - sia
Semua cintamu takkan menguap tanpa arti
Kini kau boleh berhenti menunggu
Kini cintamu abadi

Tak seorangpun kalah disini
Ketulusanlah pemenangnya
Bersama beriringan dalam satu atap
Disampingmu aku berdiri
Dengan semua kekaguman yang dapat kau banggakan

Titik Pemahaman

Manusia, aku, terlalu egois
Terlalu buta mengatas namakan perasaan untuk siakan air matanya
Bukankah semuanya telah tertulis
Dari jatuhnya sebutir pasir di gurun yang luas

Tiap yang bernafas diijinkan berusaha
Namun bila dicukupkan satu harapan maka ikhlaslah
Karena disana ujung tinta digariskan
Ada goresan lain yang harusnya diindahkan

Terima Kasih Biru

Bukankah ujung karang itu tak pernah tersentuh ombak
Tapi mengapa ia tak pernah haus?
Hanya air hujan yang mampu segarkannya
Bukankah hujan tak selalu jatuh

Kini aku benar - benar tahu
Dia benar - benar inginkannya
Benar - benar buatku mengerti
Untuk memahami butuh hal yang tak perlu diucapkan

Butuh renungan untuk mendengar
Butuh hembusan angin untuk melihat
Butuh biru untuk baik - baik saja
Butuh sendiri untuk merasa

Minggu, 06 Februari 2011

Sadar Lukaku

Mulai terasa darah menetes
Mulai teraba apa yang tlah tertancap
Perlahan kan ku bilas
Perlahan ku biarkan terbias

Mungkin cukup ku untuk mengemis
Seharusnya aku sadar aku tak pernah ada lagi
Dari katamu untuknya ku lihat kau bahagia
Kau temukan yang kau inginkan

Takkan mudah untukku tidur malam ini
Setelah terbuai, tersadar, dan terhempas
Harus apalagi..
Bukan aku yang terpilih

Ini Hariku

Terima kasih dua titik embun pagi
Kalian datang saat aku baru terjaga
Mudahkan jalanku tersenyum hari ini

Ini yang terbaik dari hariku
Senyumku terus terkembang dan tak goyah
Walau beberapa anak panah kau hunus
Tak terasa sakit untuk sesaat

Dari mimpi semua berasal
Aku, kalian dan dunia berputar
Jalan yang terpapar memang yang harus dijalani
Satu kesanku..
Kau cantik hari ini

Aku Pamit

Aku pamit..
Lebih baik disana bertahan untuk hidup
Karena dekatpun hanya buat perih ini menguat

Ucapkan perpisahan bila memang harus
Tak perlu ragu bila memang kau tak butuhkanku
Lupakan alasan atas bahagiaku
Karena sesungguhnya aku tak bahagia menanti
Aku benci menunggu
Dan hidupku kering berharap

Hanya sadarku berbisik
Janganlah paksakan yang berbatu
Jangan bersahabat dengan penyesalan

Biarkan Semua Jelas

Banyak hal yang ingin ku tanya
Namun tak pernah sempat ku ucap
Beri aku waktu untuk berujar
Apakah kau masih sayang aku?
Jika bukan jalanmu dengannya, akankah kau kembali padaku?

Buatlah semua jelas
Jadi penantianku tak sia- sia
Sudah cukup aku menahan nafas
Aku ingin semua terang
Bagimu..
Dan bagiku

Kamis, 03 Februari 2011

Dipersimpangan

Membutuhkanmu..
Aku sadar akan hal itu
Tapi kau tak inginkanku
Semua tegas kau ungkap tanpa ragu

Aku dipersimpangan
Buta arah
Ingin pulang
Namun tersesat
Harus ku telusuri jalan kebelakang
Karena tak mungkin lagi untuk menyebrang

Tragis Terbunuh

Hari ini ku sapa rembulan
Namun tak terjawab
Dia tak lagi merindu masa lalunya
Karena dia terbiasa hadir untuk satu waktu

Menyakitkan mati setelah sempat bernafas
Lagi - lagi aku dibunuh
Luka?
Tak lagi..
Semua sudah tercabik
Tak lagi ada tempat untuk sayatan kecil

Selasa, 01 Februari 2011

Kapan Lagi?

Kapan kau merinduku lagi?
Kapan kau menyapaku lagi
Kapan bisa ku dengar suaramu lagi?
Aku rindu lagi
Aku ingin lagi

Ini bukan puisi
Tapi ungkapan hati
Bukan ingin bersajak
Hanya ingin bicara

57 Menit 6 Detik

Untukmu yang perhatikanku disana
Terima kasih
Aku bahagia

Entah mungkin ini hanya keyakinan
Tapi aku percaya kau masih sisakan rindu itu untukku
Sayang itu masih ada bagiku
Walau tak sepenuhnya lagi
Biarkan ku nikmati sisa rasa itu

Bahagialah tanpa beban
Hadirlah bila aku kau rindukan
Sapamu kuatkanku
Untuk bertahan dan hapuskan rindu

Ini rinduku
Yang tak terbendungkan
Jangan menangis
Aku menunggumu peri kecilku

Menjelang Lelapku

Tengah malam yang indah
Namun aku tahu diri untuk tak lagi mengusikmu seperti dulu
Hanya sesekali berkhayal
Kau merinduku disana

Ini sia - sia
Hanya untuk menghibur hati kecilku
Sudahlah ku kan pergi terlelap
Masih banyak hari esok yang harus ku lalui begini