Minggu, 27 Maret 2011

Diujung Keyakinan

Hari ini penyesalan kurasa sangat
Saat seharusnya tinggi ku dapat
Namun rendah ku rengkuh

Hanya yakin akan adanya jalan yang semnagatiku
Untuk tetap bermimpi
Karena saat nanti sempurna jalanku
Disitu aku bersanding
Disana aku teriak

Hidup ini harus dijalani dengan ikhlas dan sabar
Bubuhkan keberanian ditiap pilihan
Sertakan keyakinan setinggi-tingginya
Dan kan kita lihat ada apa diujung sana

Kamis, 17 Maret 2011

Sudahlah

Cukup..
Sudah cukup
Dimengerti..
Apapun itu tak perlu
Tak perlu repot disibak
Sudah terlihat
Semua sama..
Seperti yang terfikir

Bukankah aku sudah hilang
Lucu..
Mengapa menuntun
Mengalirlah..
Tak ada bendungan

Ingin tertawa..
Biar tertahan
Besok ujian..
Bersiul kan buat mudah

Angsa Putih

Angsa putih kecil berlari gontai belajar kepakkan sayap
Di danau sepi tanpa mata angin hanya laju air tenang beriring
Berguru ia akan dunia dari kerasnya berpeluh tersandung
Dari matahari yang panas semua berawal berjalan lambat

Tidaklah malam yang kuliti seutas bulu kecil yang masih rapuh
Bukan udara dingin yang bekukan nafas untuk menghangat
Namun sepi lebih berkuasa akan seujung jari yang kaku berharap
Dimana tak kunjung datang teman dengan cahaya bintang yang kan dia bagi

Saat esok datang dengan senyuman dengan tawa yang berulang
Ketika itu tak lagi sepi merindukan keheningan sendiri
Namun tak jua kepakan sayap kecil berani tinggalkan tanah
Hanya berlarian dengan asa yang kian menari diawan

Mencoba berani terjunkan kaki yang lemah berenang
Saat itu terlambat tuk tak lagi terbang menepi jauh diseberang
Lupakan tebang untuk sejenak berulang kunjungi tepian yang tak dekat
Namun berbeda saat semua dimulai tanah diujung tepian

Tak selalu mudah bergerak berlari menunjukkan ketulusan tanpa melawan deru angin
Badai tanpa mendung seakan tak mau pergi saat pagi tak biasa
Hingga saat dimana kedua sayap terkepak dan mulai meninggi
Masih ada mimpi disela kehausan saat terjatuh

Tapi kini setali dengan penyesalan tak tertulis lagi kisah indah
Dimana angsa putih terbang tinggi tanpa lagi berkawan asa
Ternyata awan tak seputih lukisan tanpa warna yang mengering
Demikian langit tak seramah sapaan pagi diakhir ingatan yang tersisa

 Enggan baginya si angsa putih untuk menyentuh bumi saat udara yang dikumpulkannya tak cukup banyak merangkai senyum
Walau lelah kepakan melemah diujung mentari yang terang hangat menunggu
Tinggi mimpinya saat terbang seakan tak menyerah membelah langit
Untuk sekedar mengemis harap diketinggian yang tak dikenalnya

Angsa putih yang terikat meronta dengan keadaan tanpa bersuara
Mengenang waktu saat kepakan sayap tak tinggikannya dari tanah yang berdebu
Disana temannya telah terikat dengan kejujuran dan pilihan manis dari fitrahnya
Takkan lagi bertemu sebagaimana nasib angsa putih kecil yang belajar menggapai awan

Suatu saat ketika tak lagi ada angin berhembus tiupkan hasrat terbang, angsa putih kan mengerti..
Tiap perjalanan berujung dengan putih yang melekat mendampingi wajah yang tak lagi segar
Dan mata yang tlah lihat luas langit serta saksikan kenangan bumi berujar
Tak seharusnya ku tinggalkan pelangi ketika ku terbang dimusim semi

Jumat, 11 Maret 2011

Hal Yang Sama

Mungkin benar cinta tak lagi berharga
Walau yang ku punya dengan segenap jiwa
Tak mungkin ku menggapaimu
Indah hiasi mimpiku
Dan hati kian merindu
Terkenang tentangmu

Bila waktu tak bisa
Maka hatiku tak bisa
Menghapus dirimu
Membalikkan fakta tentangku

Lurus pandangku bila sujud serahku berduka
Namun malam beda
Takkan mengganti hal yang sama

Bantu Aku Lepas

Tak pernah mampu melupakannya
Dan takkan mungkin tuk membenci
Karena sakit ini indah
Hancurkan akal sehat yang coba ku bangun

Aaaarrrggh..
Mengapa harus penuhi kepalaku
Mengapa menusuk perih
Sesak ini..
Mengapa menembus ke sumsumku

Bodoh!!
Tak ada yang bisa ku lakukan
Permainan gila apa ini

Sabtu, 05 Maret 2011

Dibalik Tabir

Setulusnya ku ucap maaf untuk tiap nama yang ku benci
Tak kusadari kalian datangkan kebaikan yang tak ku lihat
Buram pula mataku akan tiap kebaikan dibalik keluhanku
Banyak jalan keluar dari lubang yang ku anggap sempit

Banyak pengampunan yang belum diminta
Banyak kata yang harusnya diucap
Dengan kepastian semua berjalan
Ada rencana dibalik rencana
Harusnya usah resah akan sedih dan bimbang
Namun kadar yang rendah dan dasar yang lemah tak sadar
Harus diasah tiap sudut yang tumpul
Harus dibilas tiap jengkal yang kotor

Sakit

Saat terkapar lemah begini
Tak seorangpun peduli akan keadaanku disini
Hanya terkurung sendiri
Dikamar ku menahan meringis pasi

Tak mungkin merajuk
Tak ada tempat bagiku
Tak mungkin pula kabar burung yang luka ku kirim pulang
Aku pasti kuat berjuang tak mati

Ternyata tubuhku berbatas
Tak mampu ku paksa sesukaku
Harusnya ku kasihani jasad ini
Tak seharusnya ku biarkan sekujurnya dingin

Apa Wujud Kita

Kenali dirimu dan musuhmu
Sibak kemungkinan dirimu musuhmu
Atau musuhmu dirimu
Bahkan saat kau tak bisa lepas dari musuhmu

Disitulah dirimu
Dari kaca matamu
Apa yang terpantul itu perangaimu
Yang terlukis untukku dan untukmu
Terpahat untuk dilihat dunia
Dengan sejuta opini tentang aku dan kamu

Ringkih

Tubuh ini ringkih
Rawan terluka
Mencoba sembuh
Namun tercandu

Ternyata tangis awal ku lepas itu pertanda
Nyata dan berulang
Terulang dan tak kembali
Benar - benar pergi jauh

Aku benci keadaan ini
Disaat ketenangan mengejekku
Senyum manis menyindirku
Dan aku terdiam