Terbiasa untuk berharap
Pada mimpi - mimpi untuk jadi nyata
Walau tak sepenuhnya hariku dihiasi mimpi yang nyata
Karena tak mudah berharap
Hanya bila kita percaya dan bertanya pada yang terdalam
Ku katakan tiap kata yang ku tahu
Ku pilih dan ku simpan yang terbaik untukmu
Selamanya berharap
Walau takkan pernah
Dan takkan pernah..
Aku rindu
Masih dengan air mata
Setelah ku lihat senyummu pada sosok lain
Semua hampir sama
Mungkin kau tak sendiri
Tapi aku selalu kesepian
Seolah aku berjalan sepi
Teringat masa yang terkenang dalam malam - malamku
Ketakutan menjalar
Doa terpanjat
Dirimu dihatiku masih tertahan
Tak mungkin ku ganti atau terganti
Tak terbayangkan aku tanpa kamu
Inginku bersamamu
Melebihi hasrat embun segarkan dedaunan
Jika memang kesempatan benar adanya
Ku cari dan kan ku jadikan malam - malammu senyuman
Bukan hanya janji
Tapi ini jeritan hati
Jika ini bukan cinta
Jelaskan padaku cara untuk menganggapmu lain
Karena sejak pagiku tanpamu aku merindukanmu
Masih peri kecil yang ku tunggu
Walau kita tak lagi sejalan
Tak mungkin ku tahan walau tlah ku coba
Karena semua kan sia - sia
Kau dihatiku tlah terlalu lama
Tak berguna bila harus ku buang
Aku butuh kamu
Tak ku pungkiri
Bagai sungai yang butuh air
Bagai lebah yang butuh bunga
Hanya lemahku yang buatmu terluka
Maaf untuk setiap gores yang berdesir
Kan ku berikan air mata ini untukmu
Bila tangisku bisa buatmu kembali
Hanya milikmu peri kecil dihatiku
Biarkan aku terasing dengan lukaku
Menanti seiris cahaya disudut gelap
Dan kau yang kuingin berjalan dengan cahaya lilin dekatiku
Semoga cinta ini abadi
Walaupun hanya untuk sedikit ruang disudut hati
Dan tak lagi untuk sepenuh hatiku
Karena harapku akanmu tlah pupus
Tak mungkin ku ulang memilikimu lagi
Seperti hening pagi
Yang setia menanti sinar mentari
Akupun sama
Takkan mudah ku mencinta selain engkau putri
Aku marah mengenangmu
Aku terbodohi
Merasa bodoh
Dan aku memang bodoh
Mengapa aku harus merasa sakit lagi
Sudah sejauh ini aku berlari
Mengapa karena hanya sedetik menoleh aku terluka
Aku yang tertunduk terjatuh lemah bersimpuh melawan hati
Terima kasih kau buatku gila dalam beberapa hari
Bebanku kau urai justru saat ku hadapi hari penting
Berulang kali seperti ini sedari dulu
Bahkan ku lihat jalan lurus berubah tikungan
Satu pohon tampak lima
Tiap malamku ku minum butiran yang bantuku lelap
Hal yang awalnya mudah bagiku
Aku benci begini saat aku membaik
Aku ingin marah, teriak, dan berlari
Jangan hanya satu malam kau temaniku
Aku ingin kau yang selalu usap air mata ini
Jangan pergi terlalu jauh lagi
Temani aku malam ini
Aku menunggu balasmu
Resah menjelang lelapku
Mengapa hanya kemarin?
Cukupkah harapan yang kau hembuskan
Tak ada lagikah?
Aku masih bahagia akan kemenangan hati
Haruskah kau rebut kembali
Cintamu membuatku tak mampu mencinta selain padamu
Rindumu membuat pintu hatiku tertutup untuk rindu yang lain
Wajahmu tak ijinkanku berpaling pada jutaan senyum yang lain
Hanya kamu dan akan selalu kamu
Lihatlah dari kejauhan
Aku disini bertahan
Tak lagi singgah ke lain hati
Tulus menanti kesempatan yang ku nanti
Tatkala rindu hanya dapat ku bagi pada bintang - bintang
Sepi ku teguk bagai anggur dingin yang merah
Dan sendiriku bergegas mengarak kesakitan
Dimana harus ku cari penawar madu yang pahit?
Aku bagai kurcaci kecil
Berjalan gontai telusuri pagi
Hutan berteriak tak ku hiraukan
Hujan menangis tak ku dengar
Berlapiskan serpihan tangis semalam langkahku
Berujungkan letih hati menantimu
Bakar saja rasa ini biarkan tetap bergemuruh
Jangan padamkan sebelum matahari terbit melahap gunung
Tak menghujam penat waktu yang tikam hariku
Aku bertahan memandang lurus harapan
Aku tahu orang yang berandai - andai adalah terbodoh
Lembaran kertas yang tebal menuliskannya dengan lantang
Namun bila jadi sampah sekalipun aku rela
Seandainya kau dengar curahan hatiku
Aku sayang dan cinta engkau
Dan aku merindu
Waktu luangku terdedikasikan dalam cara mengusir rindu pada sosokmu
Aku sepi ditempat tak berawak
Kedinginan melewati malam
Sesak mengingat senyuman
Slalu begini ku jalani hari tanpa pelangi
Haus akan kelembutan
Lapar kenangan bernaungkan bendera kasih
Merintih pada kesia-siaan gerak
Banyak kata yang mestinya tak tertahan
Namun dalam hal ini aku berserah
Lebih baik ku pejamkan mata dalam gelap
Berharap bertemu nanti di dunia yang hanya milik kita
Masihkah kau bertahan untukku?
Masihkah lembut sapa terlantun untukku?
Dikau yang bersinar dihati, sapalah tubuh yang gersang ini
Siramilah dengan cinta yang dulu untukku
Aku ingin kau untukku
Walau untuk sejuta alasan yang tak ku mengerti
Karena kau sangat cantik
Melebihi kegilaanku pada wanita
Masih seperti dulu isi dihati
Tak berkurang bahkan slalu bertambah seiring meningginya rinduku
Memohon kau sebagai payung kehidupanku
Menjadi halal disetiap sentuhku
Ayat yang berdesir mengisyaratkan cinta yang slalu ku jaga
Berharap sambut dijauhnya langkahmu
Hanya satu kuasa ku berserah
Tangis hati lebih keras dari teriakan yang melolong
Bila hidup ini tak berujung denganmu
Kemana harus ku buang cinta yang penuhi relung dan mengisi aliran darah
Ya Rabb sungguh lemah aku yang memanja didepanMu
Hanya bersimpuh
Adukan kegelisahan tanpa jawab