Minggu, 12 Desember 2010

Santai

Dihembus angin
Disinari cahaya matahari dari balik dedaunan
Sejuk dengan sedikit sapa
Rebahkan lelah dengan senyum

Nada terlantun
Semua menikmati
Semua terbang
Belum juga tengah hari
Namun dunia sudah hijau
Indah...

Cinta Yang Sempurna

Pernahkah kau merindukanku seperti dulu?
Saat kau memanggilku seperti dulu
Saat kau coba menjalani yang  baru
Aku hanya terdiam
Biarlah...

Sesekali menangis
Tak jarang mengingat
Itulah pagi yang tak sempurna
Dengan cinta yang sempurna
Selalu tanpa sinar yang buat hariku berwarna

Masih berlari
Melompat dan berhamburan
Hal yang buramkan bayangmu
Samarkan suaramu
Namun tak beranjak
Terhenti tak terkembang
Layu bagai tangkai
Siapa namamu?

Sabtu, 27 November 2010

Berharap

Terbiasa untuk berharap
Pada mimpi - mimpi untuk jadi nyata
Walau tak sepenuhnya hariku dihiasi mimpi yang nyata
Karena tak mudah berharap
Hanya bila kita percaya dan bertanya pada yang terdalam

Ku katakan tiap kata yang ku tahu
Ku pilih dan ku simpan yang terbaik untukmu
Selamanya berharap
Walau takkan pernah
Dan takkan pernah..

n,n

Senyum Itu

Aku rindu
Masih dengan air mata
Setelah ku lihat senyummu pada sosok lain
Semua hampir sama

Mungkin kau tak sendiri
Tapi aku selalu kesepian
Seolah aku berjalan sepi
Teringat masa yang terkenang dalam malam - malamku
Ketakutan menjalar
Doa terpanjat

Jeritan Hati

Dirimu dihatiku masih tertahan
Tak mungkin ku ganti atau terganti
Tak terbayangkan aku tanpa kamu
Inginku bersamamu
Melebihi hasrat embun segarkan dedaunan

Jika memang kesempatan benar adanya
Ku cari dan kan ku jadikan malam - malammu senyuman
Bukan hanya janji
Tapi ini jeritan hati

Senin, 15 November 2010

Hari Ini

Kedinginan disini tanpamu
Menunggu dan terbangun dengan lemah
Hal terbaik yang pernah kumiliki tak pernah kembali
Aku teringat saat semuanya berawal

Tlah ku lalui perjalanan yang panjang ini
Dan ketika aku terbangun esok
Akankah kau akan disampingku
Namun ternyata aku masih berlari

Sabtu, 13 November 2010

Jika Ini Bukan Cinta

Jika ini bukan cinta
Jelaskan padaku cara untuk menganggapmu lain
Karena sejak pagiku tanpamu aku merindukanmu
Masih peri kecil yang ku tunggu

Walau kita tak lagi sejalan
Tak mungkin ku tahan walau tlah ku coba
Karena semua kan sia - sia
Kau dihatiku tlah terlalu lama
Tak berguna bila harus ku buang

Selasa, 09 November 2010

Disudut Gelap

Aku butuh kamu
Tak ku pungkiri
Bagai sungai yang butuh air
Bagai lebah yang butuh bunga

Hanya lemahku yang buatmu terluka
Maaf untuk setiap gores yang berdesir
Kan ku berikan air mata ini untukmu
Bila tangisku bisa buatmu kembali

Hanya milikmu peri kecil dihatiku
Biarkan aku terasing dengan lukaku
Menanti seiris cahaya disudut gelap
Dan kau yang kuingin berjalan dengan cahaya lilin dekatiku

Hilangnya Keyakinanku

Sudah cukup aku mengalah pada perasaanku yang bahkan tak bersambut
Sudah habis keyakinanku bahwa kau masih punya rasa yang dulu
Sudah kau jawab dan kini terjawab
Terungkap lewa setiap lakumu, langkah jejakmu, dan caramu membisu

Mungkin harus berhenti membanggakan hal yang usang
Aku hanya kenangan dan bukan tujuan
Kini sudah cukup aku berkorban
Sudah usai aku berjuang
Telah datang akhir dari pengharapan

Dapatkah Selamanya

Semoga cinta ini abadi
Walaupun hanya untuk sedikit ruang disudut hati
Dan tak lagi untuk sepenuh hatiku
Karena harapku akanmu tlah pupus
Tak mungkin ku ulang memilikimu lagi

Seperti hening pagi
Yang setia menanti sinar mentari
Akupun sama
Takkan mudah ku mencinta selain engkau putri

Perasaanku Yang Lain

Aku marah mengenangmu
Aku terbodohi
Merasa bodoh
Dan aku memang bodoh

Mengapa aku harus merasa sakit lagi
Sudah sejauh ini aku berlari
Mengapa karena hanya sedetik menoleh aku terluka
Aku yang tertunduk terjatuh lemah bersimpuh melawan hati

Penat

Terima kasih kau buatku gila dalam beberapa hari
Bebanku kau urai justru saat ku hadapi hari penting
Berulang kali seperti ini sedari dulu
Bahkan ku lihat jalan lurus berubah tikungan
Satu pohon tampak lima

Tiap malamku ku minum butiran yang bantuku lelap
Hal yang awalnya mudah bagiku
Aku benci begini saat aku membaik
Aku ingin marah, teriak, dan berlari

Katakan

Katakan bila memang tlah tak ada hati
Jangan permainkan perasaanku seperti ini
Aku terlanjur berharap
Padamu..

Resah Menjelang Lelapku

Jangan hanya satu malam kau temaniku
Aku ingin kau yang selalu usap air mata ini
Jangan pergi terlalu jauh lagi
Temani aku malam ini

Aku menunggu balasmu
Resah menjelang lelapku
Mengapa hanya kemarin?
Cukupkah harapan yang kau hembuskan
Tak ada lagikah?
Aku masih bahagia akan kemenangan hati
Haruskah kau rebut kembali

Sabtu, 30 Oktober 2010

Hadirmu

Satu hembusan angin hari ini sudah cukup
Lunakkan setiap kerak hati yang berbalut rindu
Terima kasih kau hadir dipanasnya hariku
Di lelahnya soreku

Semangatku yang pudar
Pandanganku yang buram
Dan tujuanku yang mulai kelam
Terobatkan pada hari ini, karenamu

Hanya Kamu

Cintamu membuatku tak mampu mencinta selain padamu
Rindumu membuat pintu hatiku tertutup untuk rindu yang lain
Wajahmu tak ijinkanku berpaling pada jutaan senyum yang lain
Hanya kamu dan akan selalu kamu

Lihatlah dari kejauhan
Aku disini bertahan
Tak lagi singgah ke lain hati
Tulus menanti kesempatan yang ku nanti

Cerita Malamku

Tatkala rindu hanya dapat ku bagi pada bintang - bintang
Sepi ku teguk bagai anggur dingin yang merah
Dan sendiriku bergegas mengarak kesakitan
Dimana harus ku cari penawar madu yang pahit?

Aku bagai kurcaci kecil
Berjalan gontai telusuri pagi
Hutan berteriak tak ku hiraukan
Hujan menangis tak ku dengar
Berlapiskan serpihan tangis semalam langkahku
Berujungkan letih hati menantimu

Bakar saja rasa ini biarkan tetap bergemuruh
Jangan padamkan sebelum matahari terbit melahap gunung
Tak menghujam penat waktu yang tikam hariku
Aku bertahan memandang lurus harapan

Mimpi

Kadang mimpi terlalau baik padaku
Pertemukan rindu ini dengan mimpi
Bagiku kau mimpi
Setiap baitku ku tulis mimpi

Bersedih tertatih sendiri
Dengan atau tanpa sapamu lagi
Bodoh bila aku tertahan
Ku tunjukkan jalanku, lihatlah

Seandainya

Aku tahu orang yang berandai - andai adalah terbodoh
Lembaran kertas yang tebal menuliskannya dengan lantang
Namun bila jadi sampah sekalipun aku rela
Seandainya kau dengar curahan hatiku
Aku sayang dan cinta engkau
Dan aku merindu

Sepi Dan Heningku


Waktu luangku terdedikasikan dalam cara mengusir rindu pada sosokmu
Aku sepi ditempat tak berawak
Kedinginan melewati malam
Sesak mengingat senyuman

Slalu begini ku jalani hari tanpa pelangi
Haus akan kelembutan
Lapar kenangan bernaungkan bendera kasih
Merintih pada kesia-siaan gerak

Banyak kata yang mestinya tak tertahan
Namun dalam hal ini aku berserah
Lebih baik ku pejamkan mata dalam gelap
Berharap bertemu nanti di dunia yang hanya milik kita

Untukku


Masihkah kau bertahan untukku?
Masihkah lembut sapa terlantun untukku?
Dikau yang bersinar dihati, sapalah tubuh yang gersang ini
Siramilah dengan cinta yang dulu untukku

Aku ingin kau untukku
Walau untuk sejuta alasan yang tak ku mengerti
Karena kau sangat cantik
Melebihi kegilaanku pada wanita

Sabtu, 09 Oktober 2010

KebenaranMu

Sejuk ini nyata
Kau yang ciptakan kebenaran ini
Dijauhnya aku dari cahayaMu
Aku masih terbimbing dengan lembut

Hanya ingin mendekat
Dan ingin tertahan
Biarkan diri ini terpenjara
Namun belum siap terjerat surga

Ku sadar ini benar
Itu lurus
Dan aku salah
Hanya tak sanggup ku memeluknya seutuhnya jalanku

Bila

Saat kau benar-benar rindu akanku
Cukup kau bayangkan aku merindukanmu
Karena saat itu ku hias indah namamu dihatiku dengan cinta
Dan saat itu pula hatiku menangis memanggil cintaku

Biarlah hanya cinta yang berujar
Biar hanya waktu yang mengerti
Arti dari kehampaan yang terhias monolog
Dan terbentur kaca buram yang tipis

Memang tak mungkin memelukmu lama
Karena mimpiku segera usai
Dan tak mudah mengundang parasmu hadir dimalamku
Hanya satu keyakinan yang buat semangatku tak usai

Jumat, 17 September 2010

Yang Ku Jaga Dalam Hati

Masih seperti dulu isi dihati
Tak berkurang bahkan slalu bertambah seiring meningginya rinduku
Memohon kau sebagai payung kehidupanku
Menjadi halal disetiap sentuhku

Ayat yang berdesir mengisyaratkan cinta yang slalu ku jaga
Berharap sambut dijauhnya langkahmu
Hanya satu kuasa ku berserah
Tangis hati lebih keras dari teriakan yang melolong

Bila hidup ini tak berujung denganmu
Kemana harus ku buang cinta yang penuhi relung dan mengisi aliran darah
Ya Rabb sungguh lemah aku yang memanja didepanMu
Hanya bersimpuh
Adukan kegelisahan tanpa jawab