Minggu, 28 Agustus 2011

Lambung?

Sepekan berputar-putar dengan langit-langit
Dengan tanya dan takut dibenakku
Mual dan gelisah ku reguk
Ternyata aku memang tak setangguh yang ku kira
Aku merengek di tempat itu

Kini hanya menunggu tegap langkahku
Tanpa pegangan dan terseok
Butir pahit dan getah penyelamatku
Pulanglah kau jagoan

Sabtu, 27 Agustus 2011

Bebanku

Aku rindu serindu-rindunya
Rinduku terlarang
Rinduku terhalang
Namun semua ini tak bisa ku tahan

Sayang..
Badanku remuk merindu
Jiwaku bungkuk memikul
Ringankan jalanku sedikit saja
Karena hanya begitu aku terlepas
Dari hatimu aku menetas

Jumat, 26 Agustus 2011

Wine

Perlakukan cintaku seolah kau ingin menenggak segelas wine yang tlah lama tersimpan di lemari kaca dan tlah kau nanti sekian lama untuk meminumnya
Dengan begitu matanglah semua persiapan dan terciumlah aroma cintaku bila nanti kau jadi meminumnya

Firasat Kecil

Aku punya firasat baik
Namun tak pernah ku percaya
Biarlah tetap berprasangka baik
Walau lebih sering sebaliknya yang ada

Saat bersila ku lihat cahaya didepanku
Aku takjub..
Pasti karena indah disana
Lenyap??
Baru barang sedetik lalu
Hey.. Hey.. Itu baru firasat..
Diotakmu berkecamuk
Lupakan..

Lebih Menghargai

Kalau bagiku ini kesalahan yang besar
Biarlah terjadi karena mungkin nanti akan lebih dapat ku hargai waktu
Walaupun seharusnya aku sadar aku sedang diburu
Dan tak lama kesempatan yang ku punya

Hari ini ku diuji
Besok ku dicaci
Lusa ku dipuji
Kapan aku bisa mengerti kalau aku sedang meniti

Balada Ideal

Terkadang jenuh bertempat sendiri
Ruangku hanya 3x2 yang bagiku istana
Tak berumah dan berkeluarga
Hanya tempatku diam dan berteduh
Selebihnya hanya pemanis
Bahkan mungkin penambah pahit

Bagaimana dengan kalian yang tlah pergi sedari dulu
Tak jenuhkah dengan kemonotonan?
Atau mungkin kalian tlah mati rasa
Tak mengerti yang kalian pilih dan jalani
Hanya bergantung pada dunia
Kikirlah kita pada jiwa kita yang rapuh

Fiksi

Bukankah hidup tak sama dengan fiksi yang selalu punya akhir
Hidup harus berlanjut sampai akhir ditemukan
Dimana semua kejadian ada tujuannya
Semakin banyak yang mati semakin cepat cerita berakhir

Terkadang cerita hidup harus dibuat
Harus dimanipulasi
Agar kita tahu bagaimana cerita ini berakhir
Dan diakhir cerita selalu ada pemenang dan pecundang
Harus ada yang berkorban dan dikorbankan
Demi tujuan..
Akhir yang diharapkan
Inspirasi hidup
Dan sebuah pencapaian

Minggu, 21 Agustus 2011

Bagaimana Memahamiku

Terlalu merindu
Tapi ku biarkan rindu menguap
Ku lempar pada siapa yang menangkap
Sebenarnya apa yang hatiku mau

Biarkan hanya singkat
Datanglah padaku sebagai insan yang merdeka
Sembuhkan hatiku dari luka
Lihat dan rasakan bagaimana kau memahamiku

Ganjil

"Bila masih jauh maka dekatkanlah"
"Bila masih samar maka perjelaslah"

Ada yang ganjil
Ada yang sendiri
Ada yang menanti
Ada hati disini

Jika Aku Menjadi

Biarkan aku menjadi halte
Biarkan aku menjadi drama
Biarkan aku menjadi bawang putih
Biarkan aku menjadi romeo

Jadi persinggahan dan tempat menunggu
Berlinang air mata dalam cerita sedih
Tersiksa batin dalam hidup
Membawa mati cinta yang diperjuangkan

Selasa, 16 Agustus 2011

Angkutan Umum

Pagi sekali ku guyur tubuhku
Meluncur sekali diangkut ke persimpangan
Rapi ku nanti bersama datangnya bison
Melangkah ragu berbekal ilmu dari teman
Tak henti gusar berebut menjulur harta
Terbentur dan tersentak kaget oleh pemburu

Turunlah dan satu tahap selesai
Tapi kembali si biru melaju sesak
Masih berebut untuk membayar kewajiban
Dan tiba diawal hanya bertegur satu kawan

Pembelajaran yang terkantuk hadirkan kejutan
Dan wisata usai bimbang dan bingung datang
Datanglah bantuan sedikit melelahkan
Dengan berdoa kembali berjalan
Mengakhiri lelah dengan bertukar pikiran
Saat usai, berdoa dan bersalin tangguhkan beban

Berburu waktu dengan menyeberang ke sisi jalan
Kembali menanti saat tlah turun dari perjalanan
Belum berakhir dimalam itu
Sekali lagi harus berpindah dimalam penuh cerita
Diakhiri jabatan disusul jemputan dan beristirahatlah

Senin, 15 Agustus 2011

Suasana Dulu

Tanggga itu tlah tergerus
Sungai itu merendah
Rumah itu lapuk dan kosong
Atap itu kini mampu ku gapai

Rambutnya memutih
Namun masih tegas suaranya
Semua masih sama
Aroma yang ku rasa kembali dengan tubuh berbeda

Terima kasih masa kecilku
Kau telah begitu indah terbentuk
Ajarkanku hidup dan bertahan
Saat aku kembali dan pulang tetaplah seperti ini bersemi

Koin Hidupku

Tunjukkan padaku garis pemisah itu
Tunjukkan beda bahagia dan luka padaku
Karena yang ku tahu saat seorang bahagia ada orang lain yang menanggung luka
Yang ku tahu mereka selalu beriringan
Mereka saling mengorbankan

Lalu apa beda terlanjur cinta dan terlanjur tak dicinta
Bukankah itu hanya ketidak sinambungan antara pasif dan aktif
Bukankah mereka hanya positif dan negatif yang tak beresonansi
Mereka hanya gambaran yang saling menerangkan
Karena tanpa hitam kita tidak akan mengerti putih

Aku memilih berseberangan agar merasa dekat
Bagai dua sisi mata koin yang dekat namun tak mengenal
Itulah manis bagiku
Sambil tersenyum ku ingat bukankah manis dan pahit tak jauh beda
Senyum dan tangispun hanya satu makna

Masa Silam

Takkan ada yang menyadarinya
Masa silamku datang membakar menghantam jatuhkanku
Aku tak lari dari semua
Walau tak benar-benar aku terbunuh
Tak benar-benar semua berubah dan berakhir

Disini markas yang ditinggalkan
Hadir sendiri merebah di kekosongan
Untuk mengejar membangun jalanku
Ku ulangi rute dahulu yang berkesan

Satu

Satu tekanan besar
Dilanjutkan satu kelegaan
Ciptakan satu kemenangan kecil
Hadirkan satu senyum
Ditambah satu kebahagiaan

Satu hati berjuang sendiri - sendiri
Menentukan jalan terbaik
Jangan sampai terjungkal lubang
Karena satu belum menjadi utuh

Kamis, 04 Agustus 2011

Entahlah..

Kau (cinta) bagian yang hilang dari diriku
Air mata dalam taman bahagiaku
Bukti nyata sebuah pengharapan
Gambaran abstrak mimpi indah manusia

Sudah banyak pujian akanmu
Kata terangkai dengan elok untukmu
Tak terhitung mereka mengabadikanmu
Kisahmu bergema di heningnya kesendirian insan

Aku pernah memelukmu
Membelaimu manja bersandar memelukku
Mencumbu dan terpejam bersama
Pernah ku menangis dan tertatih
Terluka dan teriris perih di jantung ini

Tapi tak pernah aku begini lemah
Merasa tak lengkap tanpamu sebelumnya
Entahlah..
Terlalu rumit bagiku untuk dimengerti

Serba Salah

Kata sulit terucap ditengah malam dingin
Sesuatu yang ingin didengar
Kelembutan hati tak mengajari
Hanya galau lidahku kaku

Entahlah hanya tak ingin kupu-kupu berkubang lumpur
Mengganjal disedikit keramahan
Ditengah tekanan dibawah mimpi

Lelah dengan hari ini
Harus ku mulai bila ingin berjalan
Haruskah dikorbankan?
Tak ada daya ku tolong
Setidaknya ada yang terbaik ku buat
Sembari berdoa langit tak mendung

Dia Bajing

Dia yang terdekat yang berpeluang menyakiti
Lebih dari terpenggal walau hanya seujung jarum
Dia yang menyeka yang nantinya mengaliri
Dia yang palsu yang hanya berharap ditanggung beban

Masih dia tentang dia yang samar
Bayangannyapun tak dapat memapah
Irisan senyum lempengan tawa hanya batik kayu
Hanya oase yang mereka butuhkan

Dasar bajing..
Melompat melahap sari
Tunggu sampai nanti jatuh
Hanya seretan tanah yang nanti terdengar

Mengejar Pagi

Langit masih berbintang namun dalam sepi aku pergi
Masih gelap tapi cahaya redupku tlah bersinar
Menggigil tapi ku tahan
Jauh tapi ku tempuh

Berat hari ini berlalu
Diselimuti benci dan diselubungi fitnah
Sekali lagi aku dihujam dipunggungku
Mengapa tak berhadapan saja kau tusuk

Kesabaran diuji
Ketenangan diusik
Ingin pergi dari sini
Tapi takkan biarkan kemenangan untuk pendusta

Cerita Mirisku

Saat kesempurnaan direngkuh
Mengapa tidak fikirkan yang merangkak berjuang
Bukankah cinta dan rindu adalah hiasan
Yang ku rasa pahit karena tak ku miliki

Setiap bait bermakna
Haruskah dijelaskan perihnya semua baris?
Kehilangan semuanya atau memiliki segalanya?
Pilihkan satu jalan yang termudah